Banjaran Werkudoro
Wijo Seno mempunyai beberapa nama (Dosonomo) yaitu. Raden Haryo Broto Seno, Kusumo Yudo, Kusumo Dilogo, Joyo Logo, Gondo Wastratmojo, Bayu Suto, Werkudoro, Bimo Seno, Aryo Dandun Wacono, Jagal Abilowo. Ia adalah anak kedua (Sang panenggak) dari Prabu Pandu Dewoyono dengan Dewi Kunti Talibroto putri Manduro.
Ia adalah titisan dari Bathoro Bayu. Kesatriya di Tunggul Pawenang atau Jodhi Pati.
Wijo Seno berguru kepada Begawan Durno di Soko Limo. Saat ber guru kepada Durno, ia sering mendapatkan tugas yang berat yaitu mencari "Kayu gung susuhing angin" Dan "Tirto Perwitosari" Yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Tetapi dari keyakinan hatinya ia mampu mencarinya hingga ia bertemu dengan Dewa Ruci.
Raden Wijo Seno mempunyai aji Blabak Pangantol antol, Aji Wungkal Bener, Aji Bandung Bondowoso, Aji Jolo Kencono, Aji Ketug Lindu, Aji Bayu Bojro. Dan ia juga mempunyai pusaka yang bernama Godo Kyai Rujak Polo, Godo Kyai Lukito Sari, Kuku Ponconoko,
Ia menikah dengan Dewi Nogogini putri Bathoro Onto Bogo dari Sapto Pertolo, Dewi Arimbi putri Prabu Tremboko dari Pringgodani, dan Dewi Urang Ayu putri Resi Mintuno dari Kisik Narmodo. Dari pernikahanya ia mempunyai anak bernama Raden Haryo Onto Rejo, Raden Haryo Gatot Koco, Raden Onto Seno.
Dalam perang Barotoyudo ia adalah yang paling banyak membunuh musuhnya. Termasuk Prabu Duryudono dan Dursosono.
Setelah perang Barotoyudo ia menempati Kasatriyan Banjar Jumput milik mendiang Aryo Dursosono.
Ia bersama saudara saudaranya moksa setelah merasa selesai menjalankan Darmanya.
TANCEP KAYON

Komentar
Posting Komentar